Sosok yang tegas, berpikir terbuka, dan teguh dalam mempertahankan gagasannya.
Jakarta – Yayasan Puri Kauhan Ubud yang dipimpin oleh Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana merilis buku biografi almarhum Tjokorda Raka Sukawati, Kamis (9/11/2021) di Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Acara peluncuran buku bertajuk “Melangkah Tanpa Lelah” ini dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana, Staf Khusus Presiden, Sukardi Rinakit, pimpinan organisasi keagamaan Hindu, dan tokoh-tokoh Bali di Jakarta.
“Saya berharap rekan-rekan di Kementerian PUPR dapat meneladani sekaligus meniru sosok Tjokorda Raka Sukawati dalam menciptakan ide-ide inovatif. Ide-ide kreatif anak bangsa diharapkan ada ke depan apa pun bentuknya, baik untuk pembangunan jalan, bendungan, dan yang lainnya. Saya harap akan lahir kembali 1.000 Tjokorda Raka Sukawati,” ujar Basuki dalam sambutannya.
Untuk diketahui, Tjokorda Raka Sukawati adalah seorang insinyur Indonesia sekaligus penemu konstruksi jalan layang “Sosrobahu”. Konstruksi ini berfungsi untuk mempermudah pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya. Dengan teknik ini proses pengerjaan proyek menjadi lebih cepat tanpa menimbulkan kemacetan.
Sosok Tjokorda Raka Sukawati dikenal sebagai sosok yang tegas, berpikir terbuka, dan teguh dalam mempertahankan gagasannya, bahkan saat ia sudah berusia senja sekalipun. Kepribadiannya inilah yang sering dijadikan inspirasi oleh generasi muda.
Teknik konstruksi Sosrobahu ini tidak hanya digunakan di Indonesia, tapi juga beberapa negara di Luar negeri, salah satunya Manila, Filipina.
Dulu kontruksi Sosrobahu dimulai pada 1976. Saat itu Kementerian Pekerjaan Umum berencana membangun Jalan Tol Jagorawi-Tanjung Priok. Tjokorda Raka Sukawati diberi tugas dan tanggung jawab untuk menyelesaikan proyek tersebut tepat waktu.
Dengan teknik ini, ia berhasil menyelesaikan tugas itu dengan hasil yang memuaskan dan dalam kurun waktu lebih singkat dari waktu yang ditentukan.
“Teknik Sosrobahu ini menghindari pekerja di lapangan dimaki orang, karena kita bisa membangun tanpa membuat jalanan macet,” lanjut Basuki.
Secara teori teknik konstruksi Sosrobahu adalah teknik di mana lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya. Kemudian diputar 90 derajat di atas tiang sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu-lintas dan tidak perlu menutup jalan tol.
Beberapa ruas jalan layang tol di Indonesia yang menggunakan teknik tersebut dalam pengerjaannya, antara lain sebagian Jalan Tol Bandara Soetta, Jakarta dan yang terpanjang Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek (Japek). (ST/JBR)