Pameran buku internasional Indonesia (Indonesia International Book Fair/IIBF) harus dimanfaatkan untuk mengglobalkan buku-buku karya penulis Indonesia. “Karya penulis kita alhamdulillah bagus – bagus. Harus kita bawa ke IIBF kemudian kerja samakan dengan penerbit luar negeri untuk diterjemahkan ke Bahasa Inggris, Arab, Cina, dan Bahasa-bahasa Eropa, kemudian diperbanyak menjadi asupan intelektual bergizi tinggi masyarakat di sana,” ujar Founder Rene Turos Indonesia Luqman Hakim Arifin dalam keterangannya pada Jumat (4/11).
Hal ini dilakukan dengan memperbanyak dan mengintensifkan forum lobi dalam kegiatan tersebut. Pemerintah dan asosiasi bekerja sama memfasilitasi penerbit Indonesia dengan penerbit luar negeri. Forum tersebut menjadi strategis untuk mempromosikan karya penulis Indonesia kepada penerbit luar negeri dan pemangku kepentingannya.
Sangat mungkin lobi tersebut juga menjadi ajang tukar menukar karya untuk diterjemahkan. Misalkan, penerbit luar negeri mempromosikan buku andalan mereka yang menarik untuk diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Kemudian penerbit Indonesia menawarkan karya terbaiknya untuk diterjemahkan ke Bahasa mereka.
“Tukar menukar buku ini strategis sekali untuk mengambil hal baru atau inovasi yang ada di kawasan lain untuk memperkaya peradaban dan sumber daya bangsa kita.”
LUQMAN HAKIM ARIFIN
Bukan hal baru
Luqman menjelaskan, internasionalisasi naskah Indonesia bukan hal baru. Beberapa abad silam, saat orang-orang di Nusantara terbiasa menggunakan Bahasa Arab, termasuk di dalamnya adalah Arab Jawi, sejumlah karya ulama terdistribusi ke Kawasan Timur Tengah. Ada yang sampai ke Hijaz, Mesir, dan lainnya. Namun tradisi ini meredup karena kolonialisme bangsa Eropa.
“IIBF, program dan kegiatan lainnya, harus digunakan untuk menghidupkan tradisi yang sudah lama itu agar kita tercerahkan dengan buku-buku dari luar negeri, juga orang-orang di luar sana terinspirasi dari buku penulis Indonesia,” imbuhnya.
Selama ini ada sejumlah buku karangan penulis Indonesia yang hak ciptanya dikerjasamakan dengan penerbit luar negeri. Kemudian buku tersebut diterjemahkan dan disebarluaskan di luar negeri. Namun hal ini harus dimaksimalkan lagi. Luqman menjelaskan, hal itu akan semakin menguatkan sumber daya manusia bangsa jika lebih diintensifkan.
Pernyataan Ikapi pusat
Kantor Berita Republika memberitakan pengurus pusat Ikatan Penerbit Indonesia akan menyelenggarakan IIBF. Pameran buku ini digelar secara luring sekaligus daring. Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman Nugraha, menyebutkan, IIBF adalah pusat kegiatan promosi, transaksi, diskusi, dan interaksi internasional para pegiat buku.
“IIBF adalah pusat kegiatan promosi, transaksi, diskusi, dan interaksi internasional bagi kalangan penerbit, penulis, pustakawan, aktivis literasi, seni, budaya, dan pendidikan, serta pelaku industri kreatif lainnya,” ujar Arys dalam sambutannya pada peluncuran IIBF 2022 di Jakarta, beberapa waktu lalu.