JAKARTA – Hari Buku Nasional (Harbuknas) 2023 bertepatan dengan hari ini, Rabu 17 Mei 2023. Indonesia telah memperingati Harbuknas selama lebih dari satu dekade sejak 2002. Dalam sejarah tercatat pencetusnya adalah Abdul Malik Fadjar, Menteri Pendidikan yang menjabat pada masa Kabinet Gotong Royong 2001-2004. Peringatan Hari Buku Nasional ini merupakan momen yang tepat untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.
Bagaimana sejarah peringatan Hari Buku Nasional? Simak ulasan berikut:
Sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Perayaan Hari Buku Nasional pertama kali pada tahun 2002. Ide peringatan ini dicetuskan oleh Abdul Malik Fadjar yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Tanggal 17 Mei dipilih bertepatan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional pada 17 Mei 1980.
Alasan utama pencetusan Harbuknas ini adalah untuk meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat Indonesia yang tergolong masih rendah. Data UNESCO pada 2002 menunjukkan tingkat literasi orang dewasa berada di angka 87,9 persen. Angka yang sangat rendah jika kita bandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Vietnam (90,3 persen), Thailand (92,6 persen), dan Malaysia (88,7 persen).
Selain untuk meningkatkan literasi dan minat baca, Harbuknas juga bertujuan untuk meningkatkan penjualan buku. Pada tahun 2002, jumlah rata-rata buku yang dicetak setiap tahun hanya mencapai 18 ribu judul. Jumlah tersebut sangat rendah daripada negara Asia lainnya, seperti Jepang dan Cina yang mencapai 40 ribu hingga 140 ribu judul buku.
Abdul Malik Fadjar sadar bahwa meningkatkan minat baca masyarakat merupakan sebuah tantangan yang cukup berat mengingat generasi muda yang sudah mulai menggunakan sistem komunikasi dengan telepon dengan dominan dan sedikit membaca buku. Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk meningkatkan minat baca sebab membaca bisa menambah pengetahuan perkembangan dunia modern.
Literasi dan Minat Baca Indonesia
Tingkat literasi masyarakat Indonesia saat ini juga masih terbilang rendah. Menurut survei dari Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019 menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke 62 dari 70 negara. Artinya, Indonesia adalah 10 negara terbawah dengan tingkat literasi yang rendah.
Data dari UNESCO juga mengatakan hal yang sama. Situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan, minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen. Artinya, hanya ada 1 dari 1.000 orang Indonesia yang rajin membaca. UNESCO juga menempatkan Indonesia sebagai negara terendah kedua untuk tingkat minat baca.
Itulah penjelasan mengenai sejarah peringatan Hari Buku Nasional 17 Mei dan kondisi literasi Indonesia saat ini. Dengan tingkat literasi yang masih rendah, kita masih harus berusaha agar masyarakat negeri ini dapat teredukasi dengan baik mengenai literasi. Untuk itu, mari kita rayakan Hari Buku Nasional 17 Mei 2023 dengan membeli, berbagi, dan membaca buku serta ikut serta berkontribusi dalam meningkatkan literasi dan minat baca di Indonesia.