Buku sebagai wadah pengetahuan dan pemikiran juga memuat berbagai pesan filosofis. Namun, tak semua buku yang beredar memiliki niat baik dan aman. Beberapa di antaranya memicu kontroversi dan dianggap berbahaya, bahkan dianggap mengancam stabilitas di Indonesia. Melansir jalantikus, dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa buku kontroversial yang pernah terbit di Indonesia. Mari simak dengan seksama!
Suara Gereja Umat Tertindas
Buku dari Pendeta Socrates Sofyan Yoman ini menuai kritikan negatif dari masyarakat Indonesia. Penulisnya merupakan seorang aktivis kemanusiaan asal Papua Barat.
Buku ini dilarang beredar oleh Kejaksaan Agung karena dianggap secara tidak langsung menyebarkan paham separatisme yang bertujuan memisahkan Papua Barat dari Indonesia dengan alasan agama dan HAM. Isi buku ini memicu penentangan terhadap TNI oleh jemaat gereja di Papua Barat yang menganggap TNI melanggar agama dan HAM. Akibatnya, buku ini tidak boleh beredar di Indonesia.
Enam Jalan Menuju Tuhan
Buku karya Darmawan M.M. ini menimbulkan kontroversi karena anggapan menista berbagai agama mana pun di Indonesia. Isinya berisi doktrin tentang bagaimana menemukan jalan menuju Tuhan dengan melibatkan enam tokoh agama yang berpengaruh, termasuk Sidharta Gautama, Yesus, dan Nabi Muhammad. Referensi dalam buku ini dianggap sepihak dan dianggap menghina agama tertentu, sehingga pemerintah melarang penerbitan buku ini.
Ikrar Perjuangan Islam
Buku karya Dr. Najih Ibrahim ini diketahui mengandung ajaran Islam radikal. Penulisnya merupakan anggota organisasi jihadis asal Mesir. Kejaksaan melarang penerbitan buku ini karena dapat memicu aksi radikal yang mengatasnamakan Islam, seperti terorisme, bom bunuh diri, dan aksi radikal lainnya.
Buku ini juga berpotensi menimbulkan perilaku tidak manusiawi yang berlandas pada alasan agama. Meski demikian, kita perlu waspada karena buku ini masih beredar secara sembunyi-sembunyi di toko buku ilegal.
Dalih Pembunuhan Massal
Buku karya sejarawan Asia Tenggara, John Roosa, ini mengungkap informasi terbaru tentang ideologi komunis dan peristiwa Gerakan 30 September. Karenanya, Presiden Soeharto melarang penerbitan buku ini dengan anggapan dapat memberikan dogma negatif bagi pembacanya.
Ayat-Ayat Setan
Buku ini merupakan terjemahan “The Satanic Verses” dan bagian dari kitab aliran satanisme. Penulisnya, Salman Rushdie, menggambarkan karakter Nabi Muhammad dengan sudut pandang yang kontroversial.
Buku ini menyebut Nabi Muhammad sebagai nabi palsu dan meragukan wahyu yang ia terima. Konten buku ini menimbulkan kontroversi besar dan tidak boleh beredar di Indonesia.
Mengetahui buku kontroversial yang pernah terbit di Indonesia, penting bagi kita sebagai pembaca untuk tetap kritis dan selektif dalam memilih bahan bacaan. Kesadaran akan dampak dan konsekuensi dari konten yang tidak aman sangat penting agar tidak memengaruhi pikiran kita dan doktrin-doktrin negatif tidak semakin menyebar.