Kupang – Buku yang berjudul “Lejong Ke Labuan Bajo’ karya Ketut Efrata resmi rilis pada Minggu (5/12/2021). Buku ini megisahkan kehidupan masyarakat di Labuan Bajo, Manggarai Barat, yang sederhana di saat daerah itu menjadi lokasi wisata super prioritas.
Acara peluncuran buku ini disertai peluncuran versi digital-nya (eBook). Disambung dengan acara bedah buku yang dipandu oleh moderator Muhammad Ridwan, Redaktur Pelaksana di Harian Radar Bali.
Dilansir dari anataranews.com, dalam memulai penggarapan buku ini, sang penulis banyak berkonsultasi dengan editor yang bernama Komar N Kilalawang. “Satu pesan beliau yang saya pegang, jikakamu ragu, ingatlah patokannya adalah bahwa tulisanmu harus memihak kepada kehidupan,” ujar Ketut.
Lebih lanjut, Ketut menceritakan bahwa Komar N Kilalawang merupakan sosok berpengaruh dibalik keberhasilannya dalam menulis buku tersebut. Ia bertemu dengan Komar di Makassar tahun 2010 silam.
“Jika tidak ada beliau, mungkin buku ini tidak akan ada. Beliau ini yang mendorong dan selalu mendengarkan keluh kesah saat saya merasa ragu,” ceritanya sambil mengingat kenangan bersama sang editor yang meninggal tepat saat buku ini hendak naik cetak.
Ia menceritakan dalam bukunya salah satu kisah kesederhanaan keluarga Suciati yang menempati rumah panggung. Juga anak-anak SD dengan cita-cita yang setinggi langit, meski fasilitas belajar minim dan berdampingan dengan sapi-sapi peliharaan. Keunikannya mirip dengan warga di Pulau Rinca yang berdampingan dengan Komodo.
Meskipun berfokus pada Labuan Bajo, namun buku ini tidak banyak membahas tentang keindahan alamnya, karena sudah banyak media-media yang mengekpos tentang hal itu. Dan belum banyak yang membahas tentang lokal yang ada di masyarakat. Padahal, menurutnya hal tersebut sama penting dan seharusnya mendapat porsi yang sama untuk sama-sama diperhatikan.
Lewat buku ini, Ketut berharap para pembacanya dapat belajar hidup damai meski memiliki kepercayaan yang berbeda. (ST/JBR)