Jakarta – Keluarga besar mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Imam Santoso, merilis buku yang berjudul “Dunia Hoegeng, 100 Tahun Keteladanan”. Buku ini secara khusus ditulis oleh wartawan senior Farouk Arnaz.
Buku yang dirilis dalam rangka memperingati 100 tahun Hoegeng Imam Santoso ini dihadiri oleh keluarga besar, pejabat Negara, hingga kalangan partai politik.
“Ide penulisan muncul dari Pak Komisaris Jenderal (Purn) Drs. Nanan Soekarna dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Komjen Arief Sulistyanto,” ujar Aditya Hoegeng, anak kedua mantan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Imam Santoso, di Jakarta Selatan, Minggu (7/11/2021).
Awalnya Didiet sapaan akrab Aditya, disarankan untuk menulis buku yang berisi tentang sosok Kapolri kelima itu dari segi humanisnya, karena sebelumnya sudah ada buku-buku tentang kedinasannya. Hingga akhirnya Didiet dikenalkan kepada wartawan senior yakni Farouk Arnaz. Tak butuh waktu lama, kurang lebih empat bulan dan beberapa kali revisi, akhirnya buku ini pun terbit.
Secara singkat, buku ini menceritakan tentang sosok Hoegeng Imam Santoso yang meninggalkan warisan mempertahankan prinsip, menjaga integritas, dan dedikasi. Hingga kini sosok Kapolri yang menjabat dari 1968-1971 ini adalah sosok langka yang sulit dicari padanannya.
Hoegeng pun juga mengajari keluarganya untuk hidup dengan penuh idealisme, antikompromi, tak mau berkhianat, dan berkongsi dengan kebatilan. Sepak terjangnya yang tidak bisa disetir ini membuatnya kehilangan jabatannya. Ia bahkan bergabung dengan Petisi 50 pada tahun 1980 yang lantang mengkritik penguasa saat itu yang dianggap mulai melenceng.
Lebih lanjut, buku ini juga berisi tiga kasus menonjol di akhir karier Hoegeng sebagai Kapolri serta kebijakan-kebijakannya selama menjadi Kapolri. (Zak/JBR)