BI Rilis Buku Pedoman Literasi Aplikasi Siapik Demi Kelangsungan UMKM

Jakarta – Bank Indonesia (BI) berkolaborasi dengan Ikatan Akuntan Indonesia merilis buku pedoman Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (Siapik), Senin (7/3/2022) secara daring. Buku pedoman ini bertujuan memperluas edukasi pencatatan keuangan secara digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dalam acara peluncuran buku ini, Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Yunita Resmi Sari mengatakan buku yang ini telah memenuhi kaidah perbankan dalam melakukan analisis kredit yang dapat dimanfaatkan sebagai panduan bagi lembaga, instansi, atau akademisi dan perorangan, atau stakeholder lain yang akan menyelenggarakan program literasi Siapik.

Harapannya buku ini dapat menjadi acuan bagi fasilitator Siapik yang telah memperoleh pelatihan untuk menyusun program edukasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Dalam buku ini dibahas tentang empat model literasi berdasarkan durasi dan kedalaman literasi yang dilakukan. Keempat model tersebut, yaitu sosialisasi, pelatihan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pelatihan untuk pendidik, dan bahan untuk pendampingan penggunaan aplikasi tersebut.

“Selain berisi materi empat model literasi, buku ini juga dilengkapi dengan berbagai tayangan materi pembelajaran. Ini diharapkan dapat mempermudah pihak yang berkepentingan melakukan edukasi pelatihan dan pendampingan Siapik kepada UMKM,” tambahnya.

Kemudahan proses edukasi Siapik diharapkan membuat lebih banyak UMKM menggunakannya, menghasilkan laporan keuangan, dan mendapatkan pembiayaan dari perbankan.

Dalam pendampingan Siapik ini, BI juga bersinergi dengan kementerian dan lembaga lain, diantaranya Kementerian Ketenagakerjaan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam memberikan pelatihan pencatatan keuangan menggunakan Siapik untuk UMKM.

“Demi kesuksesan program ini, di tahun 2022 akan dilakukan pelatihgan, pendampingan, serta training for trainers secara masif dan berkala kepada lebih dari 1.500 UMKM dan 292 pendamping di seluruh wilayah Indonesia,” pungkasnya. (ST/JBR)