Indonesia International Book Fair (IIBF) 2022 menyisakan sejumlah pekerjaan rumah. PR tersebut adalah evaluasi yang wajib menjadi perhatian panitia untuk penyelenggaraan pameran buku internasional yang lebih baik lagi.
Pertama, pengunjung IIBF tergolong sepi. “Hingga hari akhir penyelenggaraan IIBF, pengunjung tidak ramai datang ke acara tersebut, padahal ini adalah pameran buku luring terbesar dan bergengsi kelas dunia setelah pandemi Covid-19,” kata Editorial Manager Rene Turos Indonesia M Farobi Afandi dalam keterangannya.
Catatan kedua, area copyright atau hak cipta, juga sepi. Meski panitia penyelenggara sudah menyediakan sejumlah meja dan kursi untuk para penerbit dan agensi buku dalam dan luar negeri, area tersebut tetap sepi.
Area tersebut seharusnya dimaksimalkan untuk pertemuan dan lobi para penerbit. Mereka dapat melakukan pertukaran hak cipta buku. Nantinya, karya tulis dari luar negeri diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, kemudian diterbitkan dalam bentuk buku dengan format dan tata letak yang bagus.
“Tapi kenapa tidak ramai ya. Ini menjadi pertanyaan kita sebagai insan perbukuan,” kata Farobi.
Bangun komunikasi
Untuk penyelenggaraan pameran buku yang akan datang, pihaknya mengimbau panitia untuk membangun komunikasi dengan komunitas perbukuan, mulai dari penulis, agensi, penerbit, penerjemah, dan para pembaca dari berbagai kalangan. Mereka harus digerakkan untuk datang ke pameran buku dan menjelaskan pengalamannya membaca buku menarik.
Pameran buku internasional seharusnya menggerakkan ekosistem perbukuan lebih kencang lagi. “Kita berharap demikian ya. Semoga saja setelah ini perbukuan di Tanah Air dan berbagai kawasan semakin menggeliat. Kemudian semakin banyak orang termotivasi untuk membaca buku,” kata Farobi.
Dalam kesempatan tersebut, RTI menampilkan sejumlah buku terbaru. Dua di antaranya adalah buku tentang parenting. Seperti Attitude is Everything. Sikap mental adalah segalanya, hidup bakal sukses, kalau mentalmu beres, karangan Jeff Keller. Berikutnya adalah The Book You Wish Your Parents Had Read (Orang tuamu wajib membaca buku ini, dan anakmu akan senang jika kamu melakukannya). Pengarangnya Philippa Perry, psikoterapis terkemuka dan penulis buku bestseller
Aisah dahlan praktisi neuroparenting skill mengatakan, buku ini adalah referensi terlengkap yang memuat pola asuh di era digital. Sarat pesan positif dan optimistis untuk menjadi orang tua berpola asuh tepat bagi anak.