Jakarta – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berkolaborasi dengan kamar dagang Jepang di Indonesia, The Jakarta Japan Club (JJC) meluncurkan buku manual program magang di dalam negri. Hal ini sebagai upaya mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Adanya buku ini bertujuan menyosialisasikan secara luas program pemagangan dalam negeri dan disusun berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 6 Tahun 2020.
Ketua Komite Pelatihan dan Pemagangan SDM Apindo, Bob Azam mengatakan harapannya melalui buku ini kualitas SDM pemagang jadi meningkat. “Kami tidak ingin orang yang ikut magang cuma bisa bikin kopi dan fotokopi, maka kami susun pemagangan yang baik, agar peserta dapat manfaat, skill, knowledge, dan yang utama, karakter,” ujarnya dalam jumpa pers secara daring, Selasa (29/3/2022) di Jakarta.
Ia menambahkan pemagangan punya peran strategis lantaran masalah SDM merupakan salah satu hal yang mempengaruhi investasi dan berkembangnya UMKM, mengingat tidak tersedianya tenaga kerja yang siap dan terkualifikasi di Indonesia.
“Setiap tahun, ada lebih dari 2,8 juta pencari kerja yang masuk pasar kerja dan perlu mendapatkan pelatihan. Kalau 20 persennya saja benar mendapatkan pelatihan, itu sekitar 560 ribu-600 ribu, maka pasar kerja kita akan benar dan mampu support industri,” katanya.
Namun masalahnya, saat ini kurang dari 50 ribu pencari kerja yang baru mengikuti pelatihan pemagangan secara baik. Jumlah ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan total tenaga kerja yang masuk ke pasar kerja.
Ketua Umum Apindo, Hariyadi B. Sukamdani berharap program pemagangan dalam negeri bisa memberikan kontribusi dalam peningkatan sumber daya manusia industri dalam negeri saja.
Sementara itu, Ketua Komite Pengembangan Sumber Daya Manusia JJC, Masakazu Takahashi mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan JJC 2021 lalu, hanya sekitar 30 persen anggota kamar dagang itu yang menerima pemagang.
“Sangatlah penting untuk melanjutkan sosialisasi sistem magang untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, Anggota Komite JCC Kobi menjelaskan buku yang tersedia dalam dua bahasa itu akan fokus pada teknis pelaksanaan magang. Setidaknya ada tiga poin penting yang ditekankan dalam buku ini, salah satunya program magang ditekankan untuk memberikan pengalaman kerja bagi siswa SMK atau mahasiswa sebelum mereka masuk ke dunia kerja. Adanya buku manual juga mendorong sistem magang bisa dilakukan di berbagai industri termasuk industri jasa.
Sistem magang, lanjut Kobi, juga bisa diselipkan dalam proses perekrutan karyawan di mana pencari kerja bisa terlebih dahulu dilatih sebagai pemagang. (ST/JBR)